My video, please watching this and i hope you like this ;)

Minggu, 01 Juli 2012

Rangkuman psikologi pendidikan


BAB I
PSIKOLOGI PENDIDIKAN

PENTINGNYA PSIKOLOGI PENDIDIKAN

1.   Pendidikan merupakan faktor penting dalam pembangunan suatu bangsa.
Contoh : jepang setelah tahun 1945.
2.   Melalui pendidikan yang bemutu menciptakan generasi muda penerus bangsa yang berkualitas.
3.   Generasi muda tumbuh disekolah , butuh tenaga pendidikan yang handal (di sekolah usia 2-18 tahun) .
4.   Mahasiswa calon pendidik harus jadi profesional di bidangnya :
a.   Ilmu pengetahuan study ( b.inggris).
b.   Ilmu pengetahuan pendidikan ( ilmu pendidikan, metode pembelajaran,tekhnik evaluasia) .
5.   Tenaga pendidikharus mampu melaksanakan proses pendidikan dan pembelajran dengan baik, efesien, dan efektif .


DEFINISI PSIKOLOGI

Berawal dari bahasa yunani psyche (jiwa) dan logos (ilmu pengetahuan) .
Etimologis : ilmu pengetahuan tentang jiwa .
-         Jiwa abstrak dan sangat luas (hal-hal mistik, ghaib).
-         Jiwa mencakup kawasan yang kurang ilmiah .
Menurut terminologi psikologi merupakan ilmu yang mempelajari perilaku manusia dan binatang, baik yang terlihat secara langsung maupun tidak langsung .
Poitn penting :
-         Ilmu pengetahuan (terukur & ilmiah).
-         Mempelajari perilaku (binatang & manusia).
-         Perilaku yang terlihat atau tidak terlihat langsung.
Jadi kesimpulannya
Merupakan tingkahlaku individu (tampak atau tidak tampak) merupakan perwujudan adanya kondisi psikologi yang dialami individu
BIDANG-BIDANG PSIKOLOGI :
1.   Psikilogi umum.
2.   Psikologi anak.
3.   Psikologiperkembangan.
4.   Psiologi sosial.
5.   Psikologi kepribadian .

KELOMPOK ILMU PSIKOLOGI
1.   TEORITIS
a.   Psikologi umum.
b.   Psikologi khusus.
2.   PRAKTIS atau TERAPAN
a.   Psikologi klinis.
b.   Psikologi bimbingan atau konseling.
c.   Psikodiagnostik.
d.   Psikologi perusahaan.
e.   Psikologi pendidikan.

DEFINISI PENDIDKAN
Pendidikan merupakan proses perubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau sekelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui proses pengajaran dan pelatihan.
Point penting
-         Sebuah proses atau usaha oleh individu.
-         Tujuan khusus mengubah sikap dan perilaku.
-         Individu lain atau sekelompok sebagia objek.
-         Prosesnya pengajaran dan pelatihan.
DEFINISI PENDIDKAN menurut UU SISDIKNAS NO.20 TAHUN2003 PASAL 1 AYAT (1)
Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaraan agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya, memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
DEFINISI PSIKOLOGI PENDIDKAN
Menurut WHITERINGSTONE
Psikologi pendidikan merupakan sebuah studi yang sistematis tentang faktor-faktor dan proses kejiwaan yang berhubungan dengan pendidikan manusia .
Sedang menurut ELLIOT dkk
Psikologi pendidikan merupakan bentuk penerapan teori-teori psikologi untuk mempelajari perkembangan, belajar, pengajaran, dan permasalahan lainnya .
SEJARAH SINGKAT PSIKOLOGI
Pada dasarnya psikologi merupakan bagian dari filsafat dan ilmu pengetahuan alam, dan pada tahun 1879 Wilhelm Wundt mendirikan laboratorium psikologi pertama di LEIPZIG, jerman sekaligus menandai mandirinya ilmu psikologi, sejak tahun 1980 hampir disetiap Universitas di AS memiliki fakultas psikologi sendiri, dan yang pada akhirnya banyak muncul tokoh-tokoh dan teori psikologi dari seluruh penjuru dunia dan sejak tahun1881 sebagai awal terbitnya jurnal psikologi sampai sekarang.
PENDIDIKAN sebagai cabang ILMU FILSAFAT
Memandang bahwa kondisi-kondisi psikologi secara atomistis, terpisah satu sama lain dan cenderung diangaap  masih konservatif (kuno) dan subjektif .
Tokohnya : Plato, Aristoteles, Descartes, John Locke, dan David Hume
Plato
 jiwa terdiri dari rohaniah dan badaniah.
Trikotominya : kecerdasan,kemauan, dan nafsu perasaan .
Aristoteles
Jiwa bersifat hierarki : vegetatif, sensitif, dan intelektif.
Vegetatif : makan dan berkembangbiak
Sensitif : nafsu atau perasaan, bergerak atau pindah dan mengamati.
Intelektif : kecerdasan dan kemauan .
Descartes
Psikologi merupakan pengetahuan gajala pemikiran dan gejala kesadaran.
John locke
 Jiwa manusia awalnya kosong , putih bersih seprti selembut kertas putih yang baru, terisi baik-buruk dan sebagainya ditentukan pengalaman melalui panca indera manusia itu sendiri.
KEDUDUKAN PSIKOLOGI dalam PENDIDIKAN
1.   Prinsip-prinsip psikologi berguna dan bermanfaat untuk menbantu siswa mendapatkan pengalaman belajar secara formal sebagai jalan membangun kedewasaan, pengetahuan, dan kepribadian.
2.   Hasil penelitian dalam psikologi dapat digunakanguru untuk menambah wawasan dan memperbaiki proses pembelajaran .
3.   Psikologi pendidikan membantu guru melaksanakan pembelajaran dengan lebih baik.
TUJUAN MEMPELAJARI PSIKOLOGI PENDIDIKAN
1.   Dapat mempersiapkan diri dengan baik
2.   Memahami bagaimana melaksanakan proses pembelajaran dengan baik
3.   Memperlakukan siswa dalam proses pembelajaran dengan baik dan sesuai kondisi masing-masing siswa




BAB II
GEJALA-GAJALA PSIKOLOGI SISWA DALAM BELAJAR

1.   PENGINDERAAN atau SENSASI
Alat indra merupakan pintu masuk utama setiap informasi bagi manusia terutama siswa dalam proses belajar  untuk memperoleh pengetahuan .
Pengindraan atau sensasi merupakan proses masuknya pengetahuan dalam bentuk stimulus ke dalam alat indra manusia yang kemudian stimulus tersebut diterjemahkan oleh otak berdasarkan persepsinya .
Pengindraan sangat dipengaruhi oleh kemampuan alat-alat indra yang memiliki :
a.   Melihat
Alat penglihatan utama dalah mata rangsanng berupa gelombang cahaya masuk kedalam bola mata melalaui bagian-bagian mata. Prosesnya cahaya masuk ke retina diteruskan oleh implus menujuke syaraf (otak) sehingga objek dapat terlihat.
b.   Mendengar
Alat pendengar utama adalah telinga. Rangsangan berupa gelombang suara masuk ke dalam telinga melalaui bagian-bagian alat pendengaran.
c.   Meraba
Alat peraba utama adalah kulit. Rangsangan yang diterima tubuh manusia dapat berupa rangsang : mekanis, thermis, chemis, elektis, suara da cahaya. Perabaan adalah rangsang mekanis ringan padabagian permukaan tubuh khususnya yang berambut.  
d.   Membau
Alat pembau utama adalah hidung. Rangsang berupa hawa/udara/bau melalui udara ke reseptor yang ada dirongga hidung. Proses adalah bau ditrima oleh rongga hidung diteruskan ke nervus menuju gyrus centralis posterior.
e.   Mencecap
Alat pengecap utama adalah lidah. Rangsang berupa larutan cairan melalui lidah dan rongga mulut. Prosesnya adalah larutan / cairan diterima lidah masuk ke rongga mulut di teruskan ke nervus menuju gyrus centralis posterior.
Tidak semua stimulus dapat di indra dengan baik (semua yang ada disekitar kita adalah stimulus)
Stimulus akan diindra dengan baik jika :
-         Ukuran stimulus cukup besar.
-         Alat indra yang akan digunakan sehat.
-         Adanya perhatian terhadap stimulus tersebut.
Hasil penginderaan dipengaruhi oleh aspek-aspek  sebagai berikut :
1.   Pengaturan sudut pandang ruang .
Arah memandang suatu objek dalam suatu ruang akan berpengaruh pada hasil pengamatan itu sendiri.
2.   Pengaturan sudut pandang waktu .
Kapan suatu stimulus diamati akan mempengaruhi hasil pengamatan.
3.   Pengaturan sudut pandang gestalt.
Kecenderungan memandang sebuah objek sebagai satu kesatuan utuh, bukan bagian perbagian.
4.   Pengaturan sudut pandang arti.
Setiapobjek stimulus yang sama akan diamati dan diinterprestasikan oleh siswa berdasarkan artinya oleh siswa itu sendiri.
PERSEPSI 
Merupakan proses penerjamahan atau penginterprestasian stimulus yang masuk ke otak melalui alat indera segabai sebuah pengetahuan .
Persepsi siswa sangat dipengaruhi oleh kondisi siswa tersebut meliputi  :
a.   Pengetahuan atau pengalaman yang telah dimiliki siswa .
b.   Nilai-nilai dankebutuhan siswa .
c.   Kondisi siswa.
Ada beberapa hukun GESTALT yang belaku secara umum dalam pengamatan yaitu :
a.   Hukum Pragnas.
Hukum yang ada dalam psikologi gastalt.
b.   Hukum Kesamaan.
Objek pengamatan yang memiliki ciri kesamaan paling besar akan cenderung dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh.
c.   Hukum kedekatan.
Objek pengamatan yang berdekatan akan cenderung dipersepsikan sebagai satu kesatuan.
d.   Hukum Ketertutupan.
Objek pengamatan yang sudah dikenal, meskipun tidak sempurna akan cnderung dilihat sebagai satu kesatuan objek yang sempurna.
e.   Hukuum Kontinuitas.
Objek dengan pola yang sama dan berkesinambungan akan dilihat dan diamati sebagai satu kesatuan utuh meskipun ditutupi pola-pola yang utuh.
f.     Hukum Gerak Bersama.
Unsur dari objek pengamatan yang bergerak deng arah dan cara yang sama akan cenderung dilihat sebagai satu kesatuan utuh.
Aplikasi  penginderaan dan persepsi dalam proses pembelajaran
·        Materi pelajaran harus diindera oleh siswa dengan dengan baik, suara dan tulisan jelas.
·        Disampaikan tujuan mempelajari materi.
·        Melakkukan proses diskusi dan tanga jawab.
MEMORI
Merupakan aktivitas yang berhubungan dengan masa lalu , atau kemampuan seseorang dalam menimpa suatu informasi dan mengeluarkan kembali dalam situasi dan kondisi yang dibutuhkan
Tahapan memori dalam bekerja :
1.   Encoding
Memasukan pesan / informasi di dlm otak
2.   Storage
Menyimpan pesan / informasi di dlm otak
3.   Retrieval
Memunculkan kembali pesan / informasi di dlm otak
Recall
Memunculkan kembali pesan tanpa stimulus
Recognize
Memunculkan kembali pesan dgn bantuan stimulus.


MACAM-MACAM MEMORI :
a.   Memori jangka panjang.
Kemampuan memori dlm menyimpan informasi dlm jangka waktu yang lama.
b.   Memori jangka pendek.
Kemampuan memori dlm menyimpan informasi dlm jangka waktu singkat
c.   Memori kerja.
Jenis memori yang dpt menyimpan informasi dlm rentang waktu beberapa menit sampai beberapa jam
d.   Lupa.
Ketidakmamapuan siswa untuk memunculkn kembali informasi yang dibutuhkan.
TEORI-TEORI tentang LUPA
-         Decay theory
-         Interferensi theory
-         lupa
Cara mengantisipasi lupa diantaranya adalah :
1.   menumbuhkan motivasi siswa dan kesadaran akan pentingnya belajar yang harus dicapai.
2.   Mengajak siswa berkonsetrasi serta meningkatkan konsetrasi siswa dab memberikan perhatian pada matapelajaran yang dipelajari.
3.   Siswa dibimbing mengolah pelajaran dengan baik . 

APLIKASI MEMORI dalam PROSES BELAJAR dan PEMBELAJARAN
·        Guru menyampaikan materi secara kontekstual dan kegunaan bagi siswa.
·        Membatasi materi yang harus dikuasai, dihapal, dan dipahami sehingga tidak terlalu banyak karena kemampuan memor terbatas.
·        Menggunakan metode pembelajaran.



BEFIFKIR
Merupakan sebuahbproses dinamis dimana siswa aktif menghadapi hal-hal yang bersifat abstrak dan berusaha membuat hubungan antara objek informasi baru dengan bagian-bagian pengetahuan yang sudah dimiliki siswa sebelumnya dalam wujud pengetahuan.
Secara umum proses berfikir terbagi menjadi :
-         Berfikir otak kanan dan kiri.
-         Berfikir otak Reflektif dan Kreatif .
APLIKASI BERFIKIR
·        Memberikan pengalaman belajar pasa siswa dalam bentuk merefleksikan kehidupan nyata.
·        Menciptakan lingkungan kelas yang mendukung, menantang, kompleks, tanpa ancaman serta proses eksplorasi dan tanya jawab secara berkembang.
·        Membantu siswa menyimpan informasi dengan teknik-teknik penyimpanan informasi, kegiatan istirahat, asosiasi kehidupan nyata, serta pengulangan-pengulangan.
INTELEGENSI
Merupakan kemampuan atau seluruh kapasitas individu untuk bertindak dengan tujuan, berfikir secara  rasional, dan menangani lingkungan secara efektif.
Secara umum integensi diterjemahkan dalam tiga bentuk, yaitu :
a.   Memandang kecerdasan sebagai kemampuan menyesuaikan diri.
b.   Memandang kecerdasan  sebagai kemampuan untuk belajar.
c.   Memandang kecerdasa sebagai kemampuan untuk berfikir abstak.

Multiple intellegence menurut GARDNER, yaitu :
1.   Kecerdasan lingualistik.
Individu tiep ini memiliki kelebihan dlm belajar yg berhubungan dgn kemampuan verbal, berkata-kata, dan bersuara.
Individu tipe ini menggunakan aktivitas mendengarkan, berbicara, membaca kers, membaca dlm hati, dokumentasi, menulis dsb.
2.   Kecerdasan matematik.
Individu tipe ini memiliki kelebihan dlm belajar yg berhubungan dgn kemampuan utk memahami pola-pla penalaran logis dan persamaan matematis.
Individu tipe ini menggunakan aktivitas sombol-simbol. Formula abstrak, bagan, grafik, menghitung, dan memecahkan masalah.
3.   Kecerdasan spasial.
Individu tipe ini memiliki kelebihan dlm belajar yg berhubungan dgn kemampuan dlm memahami ruang dan lingkungannya.
Individu tipe ini menggunakan aktivitas menggambar, membuat pola-pola/desain tertentu, skema, gambar, serta imajinasi aktif selama proses belajar.
4.   Kecerdasan kinestetik.
Individu tipe ini memiliki kelebihan dlm belajar yg berhubungan dgn kemampuan dlm menggunakan anggota badan dlm bentuk gerakan-gerakan tertentu.
 Individu tipe ini menggunakan aktivitas bermain peran, bahasa tubuh, permainan, olahraga, serta gerak fisik lainnya dlm belajar yg berwujud bergerak secara aktif selama proses belajar.
5.   Kecerdasan musikal.
Individu tipe ini memiliki kelebihan dlm belajar yg berhubungan dgn kemampuan dlm memahami nada,melodi, irama, dsb.
Individu tipe ini menggunakan aktivitas yg melibatkan audio, pola irama, komposisi musik,sereta pola nada, dan menggunakanya dlm proses belajar.
6.   Kecerdasan intrapersonal.
Individu tipe ini cenderung memiliki kelebihan dlm memandang dan memahami diri sendiri.
Individu tipe ini menggunakan aktivitas yangmeliputi pemprosesan emosi, refleksi diri,srategiberfikir, kemampuan konsentrasi.
7.   Kecerdasan interpersonal.
Individu g lain.
Individu tipe ini menggunakan aktivitas proyek kelompok dan kerja kelompok, merasakan kebutuhan orang lain, menerima dan memberikan umpan balik, serta ketrampilan kerja sama dlm proses belajar.
8.   Kecerdasan naturalistik.
Individu tipe ini memiliki kemampuan dan kelebihan dlm bidang memahami selukbeluk alam.
Individu tipe ini menggunakan aktivitas pembelajan di luar kelas, berhubungan dg alam,pemataan, dan mengalami kehidupan hutan dlm proses belajar.
APLIKASI INTELEGENSI
·        Perlunya pemahaman guru terhadap kapasitas kecerdasan siswanya.
·        Guru mampu meyesuaikan metode pembelajaran yang tepat.
EMOSI & MOTIVASI
Emosi , merupakan proses tergugahnya perasaan yang disertai dengan perubahan dalam tubuh seperti : otot menegang, jantung berdebar .
Motivasi , merupakan keadaan atau kondisi pribadi pada siswa yang mendorong untuk melakukan kegiatan tertentu dengan tujuan untuk mencapai apa yang menjadi tujuan siswa yangbersangkutan .
MOTIVASI berdasarkan PROSES BENTUKNYA
-         MOTIVASI BAWAAN
Merupakan jenis motivasi yang memang ada dan dibawa sejak lahir tanpa perlu dipelajari
-         MOTIVASI LINGKUNGAN
Merupakan jenis motivasi yang timbul karena dipelajari

MOTIVASI berdasarkan SUMBERNYA
-         MOTIVASI INTRINSIK
Motivasi jenis ini muncul dan terjadi pada individu / siswa karna dorongan dalam diri siswa sendiri.

-         MOTIVASI EKSTRINSIK
Motivasi jenis ini muncul karna adanya pengaruh dan belajar dari lingkungan .





MOTIVASI berdasarkan ISINYA
-         MOTIVASI JASMANIAH
Merupakan jenis motivasi yang memang dimiliki individu / siswa dalam wujud kebutuhan perilaku jasmani untuk memenuhi kebutuhan jasmaninya . 

-         MOTIVASI ROHANIAH
Merupakan jenis motivasi yang memang dimiliki individu / siswa dalam wujud kebutuhan perilaku rokhani untuk memenuhi kebutuhan rokhaninya . 

Peran emosi & motivasi bagi seorang siswa :
a.   Tanpa adanya keterlibatan emosi dalam belajar , syaraf otak tidak dapat bekerja optimal dalam merekatkan pengetahuan .
b.   Motivasi dalam belajar menjadikan siswa lebih disiplin, semangat, bertanggung  jawab, serius, rajin, dalam mengikuti proses belajar .

APLIKASI EMOSI & MOTIVASI
·        Guru harus memahami emosi siswanya dalam belajar.
·        Guru harus memahami motivasi siswany dalam belajar
·        Guru mampu menumbuhkan dan mempertahankan motivasi siswa .










BAB III

PERBEDAAN INDIVIDU DALAM BELAJAR

1.   PERBEDAAN JENIS KELAMIN DAN GENDER
              
Jenis kelamin menunjuk pada perbedaan biologis laki-laki dan perempuan.
Jenis kelamin adalah pensifatan terbagi secara biologis dengan ditandai oleh alat-alat kelamin tertentu .
Sementara gender adalah behavioral differences (perbedaan perlakuan) antara laki-laki dan perempuan yang sociallyconstructed, yakni perbedaanyang bukan kodrat atau bukan ciptaan TUHAN , melainkan ciptaan manusia itu sendiri melalui proses sosial dan budaya .

KARAKTERISTIK LAKI-LAKI :
                       
a.   Bertindak sebagai seorang pemimpin
b.   Agresif
c.   Ambisius
d.   Analistis
e.   Atletis
f.     Kompetitif
g.   Mempertahankan keyakinan
h.   Bersedia mengambil resiko
KARAKTERISTIK PEREMPUAN :
a.   Penuh perasaan
b.   Seperti anak-anak
c.   Tidak menggunakan kata-kata kasar
d.   Simpatik
e.   Feminim
f.     Lemah lembut
g.   Lugu

2.   PERBEDAAN KECERDASAN UMUM DAN KHUSUS
              
Kecerdasa  adalah istilah umum yang digunakan untuk menjelaskan sifat pikiran yang mencakup sejumlah kemampuan, seperti kemampuan menalar, merencanakan, memecahkan masalah, berfikir abstrak, memahami gagasan, menggunakan bahasa, dan belajar . kecerdasan erat kaitannya dengan kemampuan kognitif yang dimiliki oleh individu. Kecerdasan dapat digunakan dengan menggunakan psikometri yang biasa disebut dengan IQ.

Contoh kecerdasan khusus biasanyaterdapat pada individu yang cacat. Sedang kecerdasan umum biasanya dimiliki oleh individu yang normal.

ANAK TERBELAKANG / RETARDED

Anak terbelakang mental memiliki kelompok skor IQ dibawah 70 dengan klasifikasi moron (IQ 50-70), imbecin ( IQ 20-50), dan idiot ( IQ dibawah 20) .

Klasifikasi menurut Panel Mental Retardasi , yaitu :
a.   Mild Retardation ( IQ 50-70)
Anak ini seringkali tidak terlihat seperti anak yang memiliki keterbelakngan mental. Ia mampu mempelajari ketrampilan2 praktis seperti membaca, menghitung, dan sekolah sampai level 6, namun demikian ia tidak dapat didik di sekolah luar biasa. Dalam perkembanganya, ia mampu mencapai ketrampilan sosial dan beberapa aktivitas pekerjaan untuk memelihara diri meskipun lambat spt makn,bicara, berjalan, dan penyesuaian sosial.
b.   Moderet  (IQ  36-50)
Anak ini biasanya tampak lambat dlm aktivitas sprt bicara. Namun demikian ia mampu di latih melakukan aktivitas utk memelihara diri sendiri sprt makan, mandi, dan berpakaian sendiri. Ia mampu dilatih dan melakukan komunikasi meskipun dengan cara sederhana, dan dpt juga di latih ketrampilan2 sedehana.
c.   Severe Retardation ( IQ 20-36)
Anak ini memiliki perkembangan motorik yg lambat, memiliki kemampuan komunikasi yg sedikit. Namun ia mampu dilatih utk melakukan aktivitas sederhana yg dpt menolong diri sendiri sprt makan. Ia juga mampu mengikuti aktivitas keseharian yg bersifat rutin dan berulang. Akan tetapi, ia membutuhkan petunjuk dan pengawasan dlm kehidupan dilingkungan sekitarnya.
d.   Profound Retardataion (IQ dibawah 20)
Anak ini memiliki kemampuan sangat minimaldlm fungsi-fungsi motorik, lambat dlm aspek perkembangan tangan, kaki, dan rahang. Ia sangat membutuhkan perawatan dan pendamping krn ia tidak mampu merawat diri dan bahasayg digunakan bhs sgt sederhana.

3.   PERBEDAAN KEPRIBADIAN

Menurut Model  Big  Five (Lewis Goldberg) perbedaan kepribadian adalah :
-         Ekstra version : terbuka, energi
-         Agreeableness : kerja sama, harmoni
-         Conscientiousness : berkaitan dengan mengotrol, mengatur, memerintah implus .
-         Neoroticism : emosi negatif
-         Opennes to experience : kreatif dan imajinatif .

4.   PERBEDAAN GAYA BELAJAR

Menurut Model Felder dan Solomon perbedaan gaya belajar yaitu :
-         Active dan reflektive learnes
Active (memahami dan menyimpan informasi dengan melakukan sesuatu secara aktif).
Reflactive (memahami dan menyimpan informasi dengan memikirkan terlebih dahulu).
-         Sensing dan intuitive learnes
Sensing (suka mempelajari fakta, suka pd sesuatu yg rinci dan pasti, lebih praktis dan hati-hati)
Intuitive (menemukan kemungkinan dan hubunngan, nyaman dengan abtraksi, bekerja secara inovatif)
-         Visual dan verbal learnes
Visual (memiliki ingatan yg bagus terhadap apa yg dilihat : diagram, flow chart, film, peragaan).
Verbal (mudah mengingat kata-kata,tertulis maupun lisan).
-         Sequential dan global learnes
Sequential ( memahami melalui langkah-langkah yg linier,mengikuti langkah-langkah logis dlm mencari solusi).
Global (belajar melalui lompatan2 besar,menyerapiformasi secara acak, memecahkan masalah dengancara-cara baru). 

SUMBER-SUMBER PERBEDAAN INDIVIDU
Ø FAKTOR BAWAAN
Merupakan faktor biologis yg diturunkan melalui pewaris genetic.
Ø FAKTOR LINGKUNGAN
Faktor yg dipengaruhi oleh lingkungan sekitar.
Ø FAKTOR CAMPURAN
Dengan menggabungkan faktor bawaan dan lingkungan akan tetapi hasil akhirnya lebih cenderung melihat   pada faktor lingkungan.

a.   Lingkungan alam
b.   Lingkungan sosial
·        Status sosial ekonomi orang tua
·        Pola asuh orang tua
·        Budaya masyarakat setempat
·        Urutan kelahiran

Perbedaan individu juga dipengaruhi oleh faktor-faktor :
a.   Kognitif atau penalaran
Individu yg memiliki cara pandang/penalaran yg berbeda dengan org lain, objek yg sama akn mendpt penalaran dan cara pandang yg berbeda. Penalaran merupakan salah satu dari aspek kepribadian, sehingga adanya perbedaan penalaran menunjukan adanya perbedaan individu.
b.   Afektif atau budi pekerti
Puncak dari budi pekerti diwujudkan dlm bentuk watak dan cara memandang kehidupan yg tentunya berbeda satu sama lain. Org yg memiliki budi pekerti luhur akn sgt berbeda dengn org yg tidak memiliki budi peketi dlm tingkah laku, sikap dan kepribadiannya.
c.   Psikomotorik atau keterampilan
Org yg telah mencapaipuncakketrampilan motoriknya akn mampu menciptakan teknologi baru atas permasalhannya yg dihadapi, tdk dgn org yg hanya mengamati.
Bentuk perbedaan individu yang perlu diperhatikan dalam proses pembelajaran, yaitu :
-         Kecerdasan .
-         Bakat .
-         Keadaan jasmaniah .
-         Penyesuaian sosial dan emosi .
-         Latar belakang keluarga .
-         Hasil belajar .
-         Kecepatan atau kelambatan pada siswa

IMPLIKASI PERBEDAAN INDIVIDU dalam proses PEMBELAJARAN
a.   Program Remidial .
Pemberian pelayanan pendidikan kepada siswa yang mengalami kesulitan/hambatan dengan memberikan pelajaran dan tugas tambahan sehingga mereka dpt  menyelesaikan program sesuai dgn wktu yg ditentukan.
b.   Program Pengayaan .
Pemberian pelayanan pendidikan sesuaidgn potensi kecerdasan yg dimiliki siswa, dgn penyediaan kesempatan dan fasilitas belajar tambahan yg bersifat perluasan/pendalaman, stlh menyelesaikan tgs-tgs yg diprogramkan untk siswa lainnya.
c.   Program Percepatan .
Pemberian pelayanan pendidikan sesuai dg potensi kecerdasan dan bakat yg dimiliki siswa, dg memberikan kesempatan pd mrk untuk dpt menyelesaikan program reguler dlm angka waktu yg lbh singkat dibandingkan temanya.





BAB IV
BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

APA ITU BELAJAR dan PEMBELAJARAN ?

Belajar adalah sbuah proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri individu yang belajar sbg hasil latihan dan adanya pengalaman . 
Perubahan tsb bisa berupa perubahan pengatahuan, pengalaman, sikap dan tingkah laku, ketrampilan,daya reaksi, daya penerima, dan aspek-aspek lain yang ada pada individu .

Pembelajaran adalah proses yang diselenggarakan oleh guru untuk membelajarkan siswa dlm belajar bagaimana belajar memperoleh dan memproses pengetahuan, ketrampilan dan sikap .

TUJUAN BLAJAR dan PEMBELAJARAN
1.   Untuk menilai hasil belajar.
2.   Untuk membimbing siswa belajar.
3.   Untuk merancang sistem pembelajaran.
4.   Untuk melakukan komunikasi dengan guru-guru lainnya dalam meningkatkan proses pembelajaran.
5.   Unuk melakukan kontrol terhadap pelaksanaan dan keberhasilan program pembelajaran .

CIRI PERILAKU BELAJAR
1.   Perubahan itu Intesional
Perubahan ygb terjadi dlm proses belajar ialah berkat pengalaman atau praktik yg dilakukan dg sengaja dan disadari, atau dg kt lain bukan kebetulan.
2.   Perubahan itu Positif dan Negatif
Perubahan yg terjadi krn dlm proses bljr bersifat positif dan aktif. Positif artinya baik, berguna, serta sesuai dg harapan. Sedang perubahan aktif artinya tdk terjadi dg sendirinya.
3.   Perubahan itu Efektif dan Fungsi
Perubahan yg terjadi krn dlm proes belajar bersifat efektif yakni berguna. Yg bersifat fungsi dlm arti ia relatif menetap dan setiap saat apabila dibutuhkan perubahan tsb dpt direproduksikan dan dimanfaatkan.


FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BELAJAR 
FAKTOR INTERNAL
Faktor yg berasal dari dlm diri individu dan dpt mempengaruhi hasil belajar individu.
a.   Jasmaniah  / fisik
Faktor yg berhubungan dg kondisi fisik individu.
b.   psikologis  / psikis
keadaan psikologis seseorg yg dpt mempengaruhi proses belajar.

-         FAKTOR EKSTERNAL
Faktor yg berasaldari luar diri individu.
1.   Lingkungan Sosial
a.   Faktor lingkungan keluarga .
b.   Faktor lingkungan sekolah .
c.   Faktor lingkungan masyarakat.

2.   Lingkungan Non Sosial
a.   Lingkungan Alamiah
b.   Lingkungan Instrumental
METODE PEMBELAJARAN
1.   Metode Ceramah .
Adalah metode penyampaian bahan yg akan di ajukan sudah direncanakan sebelumnya.
2.   Metode Latihan .
Merupakan metode pembelajaran yg diterapkan oleh gurudlmmenyampaikanmateri pelajaran dg menanamkan ketrampilan tertentuyg dilakukan melalui latihan
3.   Metode Tanya – Jawab .
Dlm tanya jawab,pertanyaan2 yg akn diajukan sudah sirencanakan sebelumnya.
4.   Metode Karyawisata .
Adalah cara penyajian dengan membawa siswa mempelajari materi pelajaran di luar kelas.
5.   Metode Demonstrasi .
Adalah cara penyajian pelajaran dengan memeragakan suatu proses kejadian.
6.   Metode Sosio – Drama .
Merupakan metode pembelajaran yg dilakukan oleh guru dg cara memberi kesempatan pd siswa untuk melakukan kegiatan memainkan peran tertentu yg ada dlm kehidupan sosial secara nyata.
7.   Metode Bermain Peran .
Merode yg dilakukan oleh guru melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa dg cara siswamemainkan peran tokoh yg berupa benda mati / tokoh manusia tertentu.
8.   Metode Diskusi .
Metode yg dilakukan oleh guru dg cara memberikan permasalahan tertentu kpd siswa dan siswa diminta untk memecahkan masalah tertentu secara kelompok.
9.   Metode Pemberi Tugas – Resitasi .
Metode yg dilakukan oleh guru dg cara membereikan tugas yg harus dikerjakan.
10.                           Metode Eksperimen .
Adalah cara penyajian pelajaran dengan menggunakan percobaan.
11.                           metode  Proyek .
metode yg dilakukan oleh guru dlm menyampaikan dan menyajikan pd siswa mapelyg bertitik tolak dari suatu masalah yg selanjutnya dibahasdari berbagai sisi yg relevan sehingga diperoleh pemecahan secara menyeluruh dan bermakna.
MACAM-MACAM MEDIA PEMBELAJARAN
1.   Media hasil teknologi cetak
Adalah cara utk menghasilkan atau menyampaikan materispt buku. Kelompok media ini antara lain :teks, grafik, foto atau presentasi fotogrifik.
2.   Media hasil teknologi audio-visual
Adalah cara penyampaian materi dg menggunakan mesin mekanis dan elektronis utk menyajikan pesan audio visual.
3.   Media hasil teknologi yang berdasarkan komputer
Adalah cara menghasilakn materi dg menggunakan sumber yg berbasis microprosesor.
4.   Media auditif
Medi yg hanya mengandalkan suara spt : radio, kaset rekoorder dll
5.   Media visual
Media yg mengandalkan indra penglihatan.
6.   Media audio visual
Media yg mempunyai unsur suara dan unsur gambar.
PERAN GURU dalam PEMBELAJARAN
a.   guru harus memahami kompetensi dan peran yg harus dilakukannya dlm proses pendidikan dan pembelajaran yang trs berkembang .
b.   pemahaman guru atas perannya menentukan batasan-batasan yang harus dilakukan guru selama proses pembelajaran .
c.   peran yang dilakukan guru menunjukan profesionalisme seorang guru .
d.   GURU sebagai KOREKTOR .
Guru berperan menilai dan mengoreksi hasil kerja, sikap, tingkah laku, dan perbuatan siswa baik dlm maupu luar sekolah.
e.   GURU sebagai INSPIRATOR .
Guru diharapkan mampu memberikan inspirasi/ilham pd siswanya.
f.     GURU sebagai ORGANISATOR .
Guru berperan mengolah berbagai kegiatan akademik agar tercipta dan tercpai efektifitas dan efesiensi proses belajar dan pembelajaran.
g.   GURU sebagai INFORMATOR .
Guru harus mampu memberikan iformasi mengenai perkembangan ilmu pengatahuan /iptek yg sedang berkambang.
h.   GURU sebagai INISIATOR .
Guru mampu menjadi pencetus ide-ide kemajuan pendidikan dan pengajaran yg sesuai dengan perkembangan iptek.
i.     GURUsebagai PEMBIMBING .
Guru diharapkan mampu memberikan bimbingan dan bantuan pd siswa yg menghadapi kesulitan belajar agar siswa dpt mencapai kemandirian dan tujuan belajarnya.
j.     GURU sebagai DEMONSTRATOR .
Guru diharapkan dpt memperagakan apa yg disampiakn secara didaktis sehingga mudahdipahami siswa.
k.   GURU sebagai PENGELOLA KELAS .
l.     GURU sebagai EVALUATOR .
Guru diharapkan mampu dpt memberikan evaluasi kepada siswanya.



KOMPETENSI PROFESIONAL GURU
-         Kompetensi Kognitif .
Bekal pengetahuan dan ketrampilanyg dibutuhkan guru utkmenunjang profesinyasbg guru.
-         Kompetensi Afektif .
Mencakup sikap dan perasaan guruyg menunjang proses pembelajaran,baik terhadap siswa,org lain,lingkungan dan terutama pd dirin sendiri.
-         Kompetensi Psikomotorik .
Merupakan ketrampilan jasmaniah dlm bentuk ketrampilan prilaku sacara umumdan khusus.



















BAB V

BENTUK-BENTUK GEJALA PSIKOLGI SISWA

     DALAM BELAJAR


A.  TEORI – TEORI BELAJAR PSIKOLOGI BEHAVIORISTIK
          Dikemukakan oleh psikolog behaviristik yang sering disebut “contempory behaviorists” atau “S-R psychologists” berpendapat, bahwa tingkah laku manusia itu dikendalikan oleh ganjaran (reword) atau penguatan (reinforcement) dari lingkungan. Dengan demikian, tingkah laku belajar terdapat jalinan yang erat antara reaksi – reaksi behavioral dengan stimulasinya.

1. Teori Yang Mengawali Perkembangan Psikologi Behavioristik
Psikologi ini mulai mengalami perkembangan dengan lahirnya teori tentang belajar yang dipelopori oleh Thomdike, Paviov, Wabon, dan Ghuthrie. Teori belajar Thomdike (1874 – 1949) di AS yang disebut “connectionism” atau “trial-and-error” karena belajar merupakan proses pembentukan koneksi – koneksi antara stimulus dan respon. Ciri – ciri belajarnya antara lain :
a.   Ada motif pendorong aktivitas.
b.                     Ada berbagai respon terhadap situasi.
c.                      Ada eliminasi respon – respon yang gagal/ salah.
d.                     Ada kemajuan reaksi – reaksi mencapai tujuan.
Dari penelitiannya Thomdike menemukan hukum – hukum :
1. “Law of readiness” : Jika reaksi terhadap stimulus didukung oleh kesiapan untuk bertindak atau bereaksi itu, maka reaksi menjadi memuaskan.
2. “Law of exercise” : makin banyak dipraktekkan atau digunakannya hubungan stimulus respon, makin kuat hubungan itu. Praktek perlu disertai dengan “reward”.
3. “Law of effect” : bilamana terjadi hubungan antara stimulus dan repon dan dibarengi dengan “state of affairs” yang memuaskan, maka hubungan itu terjadi lebih kuat. bilamana terjadi hubungan dibarengi dengan “state of affairs” yang mengganggu, maka kekuatan hubungan menjadi berkuarang.
Sementara itu di Rusia Ivan Pavlov (1849 – 1936) juga menghasilkan teori belajar yang disebut “clasical conditioning” atau “stimulus substitution” berkembang dari percobaan laboratoris terhadap anjing yang diberi stimuli bersyarat sehingga terjadi reaksi bersyarat pada anjing.
John B. Watson (1878 – 1958) adalah orang AS yang mengembangkan teori belajar berdasarkan hasil penelitian Pavlov. Watson berpendapat, bahwa belajar merupakan proses terjadinya refleks – refleks dan reaksi – reaksi emosional berupa takut, cinta, dan marah. Semua tingkah laku lainnya terbentuk oleh hubungan – hubungan stimulus – respon baru melalui “conditioning”.
Operant conditioning adalah suatu situasi belajar dimana suatu respons dibuat lebih kuat akibat reinforcement.

2.    Skinner’s Operant Conditioning
Skinner’s juga menganggap “reward” atau “reinforcement” sebagai faktor terpenting dalam proses belajar. Ia berpendapat bahwa tujuan psikologi pendidikan adalah meramal dan mengontrol tingkah laku
Skinner’s membagi dua jenis respons dalam proses belajar, yakni :
1.                 Respondents : respons yang terjadi karena stimuli khusus misal Pavlov
2.                 Operants : respons yang terjadi karena situasi random.
Jenis – jenis stimuli :
1.                 Positive reinforcement : penyajian stimuli yang meningkatkan probabilitas suatu respons.
2.                 Negative reinforcement : pembatasan stimuli yang tidak menyenangkan
3.                 Hukuman : pemberian stimulus yang tidak menyenangkan
4.                 Primary reinforcement : stimuli pemenuhan kebutuhan – kebutuhan fisiologis
5.                 Secondary or learned reinforcement
6. Modivikasi tingkah laku guru : perlakuan guru terhadap murid – murid berdasarkan minat dan kesenangan mereka.
             Ada 4 cara penjadwalan reinforcement menguraikan tentang kapan dan bagaimana sutau respons diperbuat?
1. “Fixed – ratio schedule” : yang didasarkan pada penyajian bahan pelajaran, pemberi reinforcement baru memberikan penguatan respons setelah terjadi jumlah tertentu dari respons.
2. “Variable ratio schedule” : yang didasarkan pada penyajian bahan pelajaran dengan penguat setelah sejumlah rata – rata respons.
3. “Fixed – interval schedule” : yang didasarkan atas satuan waktu tetap diantara “reinforcement”
4. “Variable interval schedule” : pemberian reinforcement menurut respons betul yang pertama setelah terjadi kesalahan – kesalahan respons.

A.TEORI – TEORI BELAJAR PSIKOLOGI KOGNITIF
Para ahli jiwa aliran kognitif berpendapat, tingkah laku seseorang senantiasa didasarkan pada kognisi, yaitu tindakan mengenal atau memikirkan situasi  dimana tingkah laku itu terjadi tidak hanya dikontrol oleh reward dan reinforcement.
1. Teori belajar cognitive field dari lewin
Kurt Lewin (1892 – 1947) mengembangkan suatu teori belajar cognitive field Lewin memandang masing – masing individu berada didalam suatu medan kekuatan, yang bersifat psikologis. Medan kekuatan psikologis dimana individu beraksi disebut life space yang mencakup perwujudan lingkungan dimana individu bereaksi.

2. Teori belajar cognitive Develop mental dari Piaget
Piaget memandang bahwa proses belajar berfikir sebagai aktivitas gradual dari fungsi intelektual dari konkret menuju abstrak.
Piaget memakai istilah Scheme secara interchangeably dengan istilah struktur. Scheme adalah pola tingkah laku yang dapat diulang yang berhubungan dengan refleks – refleks pembawaan dan Scheme mental.

Menurut Piaget, intelegensi itu sendiri terdiri dari tiga aspek yaitu :
a.              Struktur disebut juga Scheme.
b.              Isi atau content yaitu pola tingkah laku spesifik tat kala individu menghadapi suatu masalah.
c.  Fungsi atau function yaitu yang berhubungan dengan cara seseorang mencapai kemajuan intelektual.
Piaget mengidentifikasi empat faktor yang mempengaruhi transisi tahap perkembangan anak yaitu :
1.        Kematangan
2.        Pengalaman fisik atau lingkungan
3.        Transmisi sosial
4.        Equalibrium atau self regultion.

3. Jerome Bruner dengan discovely learning-nya
Yang menjaadi dasar ide Jerome Bruner ialah pendapat dari Piaget didalam belajar dikelas. Jerome Bruner memakai cara dengan discovery learning, dimana murid mengorganisasi bahan yang dipelajari dengan suatu bentuk akhir. Prosedur ini berbeda dengan reseption learning atau expository teaching dimana guru menerangkan semua informasi dam murid harus mempelajari semua bahan atau informasi itu.
The act of discovery dari Bruner
1.        Adanya suatu kenikan didalam potensi intelektual.
2.        Ganjaran intrinsik lebih ditekankan daripada ekstrinsik.
3. Murid yang mempelajari bagaimana menemukan berarti murid itu menguasai metode discovery learning.
4.        Murid labih senang mengingat – ingat informasi.






B.TEORI BELAJAR DARI PSIKOLOGI HUMANISTIK
1. Orientai
Perhatian psikologi Humanistik yang terutama tertuju pada masalah bagaimana tiap – tiap individu dipengaruhi dan dibimbing oleh maksud – maksud pribadi yang mereka hubungkan kepada pengalaman – pengalaman merekan sendiri dan sesuai perasaan dan perhatian siswa. Tujuan utamanya adalah membantu siswa untuk mengembangkan dirinya sebagai manusia yang unik dan membantunya dalam mewujudkan potensi – potensi yang ada pada diri mereka (Hamachek, 1977, P.148)

2. Awal timbulnya psikologi Humanistik
Pada akhir tahun 1940-an orang – orang yang terlibat dalam penerapan psikologilah yang berjasa dalam perkembangan ini. Misalnya : psikologi klinik, pekerja sosial dan konseler. Gerakan ini berkembang kemudian dikenal dengan sebagai psikologi Humanistik, eksestensial, perceptual, atau fenomenologikal. Psikologi ini berusaha untuk memahami perilakuseseorang dari sudut si pelaku     ( behaver) bukan dari pngamat (observer).

3. Behaviorisme versus humanistik
Dalam menyoroti masalah perilaku, ahli – ahli Behaviorisme dan humanistik mempunyai pandangan yang sangat berbeda yang dikenal sebagi freedomdetermination issue. Para behaviorist memandang bahwa orang sebagai makhluk reaktif yang memberikan responsnya terhadap lingkungannya. Sebaliknya para Humanistik meemandang bahwa tiap orang itu menentukan perilaku merekan sendiri.








BAB VI
EVALUASI PENDIDIKAN

A.  Pengertian Evaluasi
          Evaluasi menurut bahasa berasal dari bahasa Inggris Evaluation yang berarti penilaian atau penafsiran. Menurut istilah evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan suatu objek dengan menggunakan instrument dan hasil dibandingkan dengan tolak ukur untuk mencapai kesimpulan.
          Ada bebrapa istilah yang sering dugunakan untuk pengertian yang serupa dengan evaluasi yaitu pengukuran dan penilaian. Suharsini Arikunto membedakan 3 istilah tersebut, mengukur adalah membandingkan sesuatu dengan suatu ukuran. pPengukuran bersifat kuantitatif. Menilai adalah mengambil suatu keputusan terhadap suatu dengan ukuran baik buruk. Sedangkan mengadakan evaluasi meliputi kedua langkah tersebut, yaitu mengukur dan menilai. Di dalam istilah aslinya, pengukuran adalah mensuremen, sedangkan menilai adalah evaluation. Dari kata evaluation inilah diperoleh dari kata Indonesia evaluasi yang berarti menilai (tetapi dilakukan dengan mengukur terlebih dahulu).
A.  Pengertian Evaluasi Pendidikan
          Evaluasi pendidikan adalah kegiatan evaluasi yang terjadi dalam kegiatan pendidikan. Chabib Thoha mengemukakan 3 alasan dalam dunia pendidikan diperlukannya evaluasi, yaitu :
1.   Adanya hubungan Interdependensi antara tujuan pendidikan, proses belajar mengajar dan prosedur evaluasi.
2.   Kegiatan mengevaluasi terhadap hasil belajar merupakan salah satu cirri dari pendidik professional.
3.   Kelembagaan, kegiatan pendidikan adalah kegiatan manajement yang meliputi planning, programming, organizing, actuating, controlling, dan evaluating.

B.  Fungsi Evaluasi Pendidikan

          Fungsi evaluasi secara umum meliputi :
a)   Fungsi administratif untuk penyusunan daftar nilai dan pengisian buku raport.
b)   Fungsi promosi untuk menetapkan kenaikan atau kelulusan
c)   Fungsi diagnostik untuk mengidentifikasi kesulitan belajar siswa dan merencanakan program remedial teaching (pengajaran perbaikan).
d)   Sumber data BP untuk memasukan data siswa tertentu yang memerlukan bimbingan dan penyuluhan (BP).
e)   Bahan pertimbangan pengembanga pada masa yang akan datang yang meliputi pengembangan kurikulum, metode dan alat-alat PBM.

Fungsi evaluasi pendidikan secara spesifik
1.   Bagi Guru
a)   Mengetahui kemajuan belajar peserta didik
b)   Mengetahui kedudukan individu dalam kelompoknya
c)   Mengetahui kelemahan-kelemahan dalam proses belajar mengajar
d)   Memperbaiki proses belajar mengajar
2.   Bagi Peserta Didik
a)   Mengetahui kemampuan dan hasil belajar
b)   Memperbaiki cara belajar
c)   Menumbuhkan motivasi dalam belajar
3.   Bagi Sekolah
a)   Mengukur mutu hasil pendidikan
b)   Mengetahui kemajuan dan kemunduran sekolah
c)   Membuat keputusan untuk peserta didik
d)   Mengadakan perbaikan kurikulum
4.   Bagi Orang Tua
a)   Mengetahui hasil belajar anaknya
b)   Meningkatkan pengawasan dan bimbingan serta bantuan kepada anak dalam belajar
c)   Mengarahkan jurusan atau sekolah lanjutan bagi anaknya
5.   Bagi Masyarakat dan Pemakai Jasa Pendidikan
a)   Mengetahui kemajuan sekolah
b)   Mengadakan kritik dan saran perbaikan kurikulum

C.  Tujuan Evaluasi

Tujuan evaluasi antara lain sebagai berikut :
1.   Untuk mengetahui tingkat kemajuan yang telah dicapai oleh siswa dalam suatu kurun waktu proses belajar tertentu.
Hal ini evaluasi guru dapat mengetahui kemajuan perubahan tingkah laku siswa sebagai hasil proses belajar dan mengajar yang melibatkan dirinya selaku pembimbing dan membantu kegiatan belajar siswanya.
2.   Untuk mengetahui posisi atau kedudukan seorang siswa dalam kelompok kelasnya.
Hasil evaluasi dapat dijadikan dalam kemampuan belajar siswanya yang dapat dikategorikan cepat, sedang atau lambat.
3.   Untuk mengetahui tingkat usaha siswa dalam belajar
4.   Untuk mengetahui sejauh mana siswa telah mendayagunakan kapasitas kognitifnya atau kemampuan kecerdasan yang dimilikinya untuk kemampuan belajar
5.   Untuk mengetahui tingkat daya guna dan hasil guna metode mengajar yang telah digunakan guru dalam proses belajar mengajar (PBM).

D.  Sifat Evaluasi

Sifat evakuasi antara lain sebagai berikut :
1.   Kuantitatif
Banyak gejala-gejala dalam pendidikan yang sifatnya abstrak dan kualitatif tetapi dalam evaluasi selalu diangkakan.
2.   Tidak Langsung
Dalam mengevaluasikan harus menggunakan alat dan melalui prosedur yang sistematis tidak secara langsung dan melihat gejala atau cirri-ciri yang nampak.
3.   Relatif atau Tidak Mutlak
Hasil penilaian setiap individu akan selalu berubah sesuai dengan dinamikanya.
4.   Setiap Penilaian Pasti Terjadi Kesalahan

E.  Prinsip-Prinsip Evaluasi
1.   Kontinyu
Penilaian harus dilakukan berulang kali dengan maksud agar memperoleh gambaran yang pasti tentang subyek yang dievaluasi.
Ø Penilaian formatif
·        Penilaian yang dilakukan pada saat-saat proses kegiatannya masih sedang berlangsung
·        Dengan tujuan untuk mengetahui hambatan atau gagguan yang terjadi selama proses pembelajarannya.
Ø Penilaian sumatif
·        Penilaian yang dilakukan pada pertengahan (sub-sumatif) dan atau akhirsuatu proses, dengan tujuan untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran yang telah diberikan oleh guru.
·        Penilaian sumatif disebut juga penilaian hasil atau produk.
2.   Obyektif
Penilaian harus obyektif artinya hasil penilaian sesuai dengan kenyataan atau apa adanya. Jadi penilaian dikatakan obyaktif bila hasil penilaiannya haya ada satu interprestasi.
3.   Komperehensif
Penilaian dikatakan komperehensif bila penilaiannya mampu mengungkapkan keseluruhan aspek yang harus dinilai (aspek kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotor)
4.   Untuk mengevaluasi harus menggunakan alat yang baik, yaitu :
·        Valid
·        Reliabel
·        Daya pembeda
·        Obyektif
·        Komprehensif
·        Terstandar
·        Praktis

F.   Tujuan Evaluasi
1.   Untuk mengetahui tingkat kemajuan yang telah dicapai oleh siswa dalam suatu kurun waktu proses belajar tertentu. Hal ini evaluasi guru dapat mrngrtahui kemajuan perubahan tingkah laku siswa sebagai hasil proses belajar dan mengajar yang melibatka dirinya selaku pembimbing dan pembantu kegiatan belajar siswanya.
2.   Untuk mengetahui posisi atau kedudukan seorang siswa dalam kelompok kelasnya. Hasil evaluasi dapat dijadikan acuan dalam kemampuan belajar siswanya yag dapat dikategorikan cepat, sedang atau lambat.
3.   Untuk mengetahui tingkat usaha yang dilakukan siswa dalam belajar.
4.   Untuk mengetahui sejauh mana siswa siswa telah mendayagunaka kapasitas kogntifnya (kemampuan kecerdasan yang dimiliki) untuk keperluan belajar.
5.   Untuk mengetahui tingkat daya guna dan hasil guna metode mengajar yang telah digunakan guru dalam proses belajar mengajar (PBM).

G.  Macam-Macam Taknik Evaluasi
Teknik evaluasi ada 2 macam meliputi :
1.   Teknik Non Tes
a.   Skala bertingkat
Skala ini menggambarkan suatu nilai yag berbentuk angka terhadap suatu hasil pertimbangan.
Contoh :     Skor atau nilai yang diberikan oleh guru di sekolah untuk menggambarkan tingkat prestasi belajar siswa. Skor missal skor 8 digambarkan di tempat yang lebih kanan dibandingkan penggambaran skor 5.
b.   Kuesioner ( Guestionaire)
Kuesioner (guestionaire) juga sering dikenal sebagai angket. Kuesioner adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan diukur (responden)
c.   Daftar Cocok (Check List)
Yang dimaksud daftar cocok adlah deretan pernyataan (yang biasanya singkat), dimana responden yang dievaluasikan tinggal mmbubuhkan tanda cocok (√) di tempat yang sudah disediakan.
d.   Wawancara (Interview)
Wawancara (interview) adalah suatu metode/cara yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan jalan tanya jawab.
e.   Pengamatan (Observation)
Pengamatan/observasi (observation) adalah suatu teknikyang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematik.
f.     Riwayat Hidup
Riwayat hidup adalah gambaran tentang keadaan seseorang selama dalam masa kehidupannya.
2.   Teknik Tes
Teknik tes dibedakan menjadi 2 yaitu :
a.   Tes Diagnostik
Seorang guru yang baik tentu akan merasa berharga apabila dapat membantu siswanya sehingga dapat mencapai kemajuan secara maximal sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Seperti halnya kerja seorang dokter, sebelum menentukan obat apa yang akan diberika kepada si pasien, dokter tersebut mengadakan pemeriksaan secara teliti dahulu, misalnya memeriksa denyut nadi, suara napas, reaksi lutut, urine dsb. Mengadakan pemeriksaan itu disebut mengadakan diagnosis, sedangkan mengadakan pengobatan disebut mengadakan terapi.
Demikian juga seorang guru terhadap siswa. Sebelum memberikan bantuan dengan tepat, guru harus mengadakan tes yang maksudnya mengadakan diagnosis.
b.   Tes Formatif
Dari kata Form yang mirip dasar dari istilah formatif maka evaluasi formatif dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana siswa telah terbentuk setelah mengikuti suatu program.
c.   Tes Sumatif
Tes sumatif dilakukan setelah berakhirnya pemberian sekelompok program/sebuah program yang lebih besar. Dalam pengalaman di sekolah, tes formatif dapat disamakan dengan ulangan harian, sedangkan tes sumatif ini dapat disamakan dengan ulangan umum yang biasaya dilaksanakan pada tiap akhir caturwulan/ akhir semester.

H.  Macam-Macam Instrumen Evaluasi Pendidikan
Macam-macam instrumen evaluasi pendidikan dapat berupa :
1.   Perbuatan pendidik, mencakup nasihat, teladan, larangan, perintah, pujian, teguran, ancaman dan hukuman.
2.   Benda-benda sebagai alat bantu, seperti meja, kursi, papan tulis, pulpen, penghapus, spidol, buku, peta, dsb.






BAB VII
Diagnosis Kesulitan Belajar

A. Pengertian Diagnosis Kesulitan Belajar
Diagnosis merupakan istilah yang diadopsi dari bidang medis. Menurut Thorndike dan Hagen (Abin S.M., 2002 : 307), diagnosis dapat diartikan sebagai :
1. Upaya atau proses menemukan kelemahan atau penyakit (weakness, disease) apa yang dialami seseorang dengan melalui pengujian dan studi yang seksama mengenai gejala-gejalanya (symtoms).
2. Studi yang seksama terhadap fakta tentang suatu hal untuk menemukan karakteristik atau kesalahan-kesalahan dan sebagainya yang esensial;
3.   Keputusan yang dicapai setelah dilakukan suatu studi yang saksama atas gejala-gejala atau fakta-fakta tentang suatu hal.
Dari ketiga pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa di dalam konsep diagnosis, secara implisit telah tercakup pula konsep prognosisnya. Dengan demikian dalam proses diagnosis bukan hanya sekadar mengidentifikasi jenis dan karakteristiknya, serta latar belakang dari suatu kelemahan atau penyakit tertentu, melainkan juga mengimplikasikan suatu upaya untuk meramalkan kemungkinan dan menyarankan tindakan pemecahannya.
Dan dalam kaitannya dengan Bimbingan dan Konseling, Bruce Shertzer dan Shelley C. Stone ( 1980 : 310 ) dan Hansel ea.al (1977 : 371 ) mengemukakan bahwa “Diagnosis merupakan upaya untuk mengenal dan memahami klien sehingga upaya –upaya yang dilakukan selanjutnya dalam pelaksanaan konseling dapat lebih terarah”.
Syahril (1991 : 45 ) mengemukakan bahwa “Diagnosis kesulitan belajar itu merupakan usaha untuk meneliti kasus, menemukan gejala, penyebab dan menemukan serta menetapkan kemungkinan bantuan yang akan diberikan terhadap siswa yang mengalami kesulitan belajar"
Menurut Burton, seorang siswa dapat juga diduga mengalami kesulitan belajar kalau yang bersangkutan menunjukan kegagalan tertentu dalam mencapai tujuan belajarnya. Kegagalan belajar ini, seperti siswa dalam batas tertentu tidak mencapai ukuran tingkat keberhasilan atau tingkat penguasaan minimal dalam pengajaran tertentu, siswa tidak dapat mencapai prestasi yang semenstinya sesuai dengan potensinya, siswa gagal kalau tidak dapat mewujudkan tugas –tugas perkembangannya, dan lain –lain.
Bila kegiatan diagnosis diarahkan pada masalah yang terjadi pada belajar, maka disebut sebagai diagnosis kesulitan belajar. Melalui diagnosis kesulitan belajar gejala-gejala yang menunjukkan adanya kesulitan dalam belajar diidentifikasi, dicari faktor-faktor yang menyebabkannya, dan diupayakan jalan keluar untuk memecahkan masalah tersebut.

B. Tujuan Diagnosa Kesulitan Belajar
1. Tujuan Bagi Siswa
- siswa memahami dan mengetahui kekeliruannya
- siswa memperbaiki kesalahannya
- siswa dapat memilih cara atau metode untuk memperbaiki kesalahannya
- siswa dapat menguasai pelajaran dengan baik
-siswa dapat meningkatkan prestasi belajarnya
2. Tujuan Bagi Guru
- guru mengetahui kelemahan dlm proses belajar mengajar
-guru dapat memperbaiki kelemahannya tersebut

 C. Fungsi Diagnosa Kesulitan Belajar
Menentukan siswa yg mengalami kesulitan belajar, fungsi ini sangat penting karena dari sinilah dapat diketahui siswa-siswa yg perlu  mendapatkan pertolongan dengan segera dan menentukan status atau lokasi kesulitan belajar setelah diketahui bahwa siswa itu mengalami kesulitan belajar.



D.Manfaat Diagnosa Kesulitan Belajar
1. Manfaat Bagi Guru
Mengetahui peserta didik yanng sudah berhasil menguasai bahan pelajaran tertentu dan yg belum menguasai, maka dalam hal ini guru dapat memusatkan perhatiannya pada peserta didik yg belum menguasai pelajaran, dan mencari sebabnya kemudian memberikan prilaku yg teliti sehingga keberhasilannya dapat lebih ditingkatkan.
2.Manfaat Bagi Siswa
Peserta didik dapat mengatahui keberhasilannya dengan mengikuti pembelajaran diagnosanya.

E. Faktor Diagnosa Kesulitan Belajar
1.Faktor  Internal
Faktor  yang berasal dari dlm diri mahasiswa.
Ada dua faktor yaitu faktor kejiwaan dan kejasmanian
a.Faktor Kejiwaan diantarnya :
-minat terhadapmata kuliah kurang
-motivasi belajar rendah
- rasa percaya diri kurang
-disiplin pribadi rendah
-sering meremehkan persoalan
-Sering mengalami konflik psikis
 -integritas pribadi lemah

b.Faktor  Kejasmanian
-keadaan fisik lemah
-adanya penyakit yg sulit di sembuhkan
-adanya gangguan pd fungsi indra
-kelemahan secara fisik
         
2.Faktor  Eksternal
a. faktor instrumental
-kemampuan profesional dan kepribadian dosen yg kurang memadai
-kurikulum terlalu berat bagi siswa
-program belajar dan pembelajaran yg tdk tersusun dg baik
-fasilitas belajar dan pembelajaran yg tdk sesuai dg kebutuhan
b. Faktor Lingkungan
- disentegrasi atau disharmonisasi keluarga
-lingkungan sosial kampus yg tdk kondusif
-teman-teman bergaul yg tdk baik
-lokasi kampus yg tdk cocok untuk pendidikan

F. Pengajaran Remidial
Pembelajaran remidial merupakan layanan pendidikan yg memberikan kpd peserta didik untk memperbaiki peserta belajarnya, sehingga mencapai kriteria ketuntasan yg ditetapkan. Prinsip pembelajaran remidial juga merupakan pemberian perilaku khusus terhadap peserta didik yg mengalami hambatan pd pembelajarannya, dan remidial sesuai sifatnya sebagai pelayanan khusus antara lain :
a. Adaptif
Setiap peserta didik memiliki keunikan sendiri-sendiri, oleh krn itu program pembelajran remidial hendaknya memungkinkan peserta didik utk belajar sesuai dg kecepatan, kesempatan, dan gaya belajar.
b. Interaktif
Memungkinkan peserta didik untk secara intensif berinteraksi dg pendidik dan sumber belajar yg tersedia
c.Fleksibelitas dlm metode pembelajaran dan penilaian
d.Pemberian umpan balik sesegera mungkin
H. Praktek Pelaksanaan Diagnosis Kesulitan Belajar
Bisa dilakukan dengan dua cara yaitu : Remidial dan Pengayaan.

1.   Pengertian Pembelajaran Remedial
Proses pembelajaran merupakan suatu aktifitas yang tidak hanya sekedar penyampaian informasi dari guru kepada siswa tetapi ada interaksi antara guru dengan siswa. Menurut Gagne, pembelajaran adalah usaha guru yang bertujuan untuk menolong siswa belajar, dimana pembelajaran merupakan seperangkat peristiwa yang mempengaruhi terjadinya belajar siswa. 
Dalam keseluruhan proses belajar mengajar, pembelajaran remedial memegang peranan penting, khususnya dalam rangka pencapaian hasil belajar yang optimal. Pembelajaran remedial merupakan suatu cara atau proses yang dilakukan siswa yang mengalami kesulitan, agar siswa tersebut bisa mencapai prestasi yang memadai.
Dilihat dari segi arti katanya remedial berarti bersifat menyembuhkan, membetulkan ataupun membuat menjadi baik. Hal tersebut senada dengan Abu Ahmadi yang mendefinisikan bahwa pengajaran remedial (remedial Teaching) adalah suatu bentuk pengajaran yang membuat menjadi baik.
Proses pengajaran ini bersifat lebih khusus karena disesuaikan dengan jenis dan sifat kesulitan belajar yang dihadapi siswa. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pembelajaran remedial merupakan rangkaian kegiatan lanjutan dari usaha diagnosis kesulitan belajar yang telah dilakukan. Proses bantuan ini lebih ditekankan pada usaha perbaikan, cara-cara belajar, cara mengajar, penyesuaian materi pelajaran, penyembuhan hambatan-hambatan yang dihadapi.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran remedial adalah suatu bentuk pembelajaran yang merupakan bantuan atau perbaikan seperti cara mengajar, media pelajaran, metode mengajar, materi pelajaran, lingkungan yang turut serta mempengaruhi proses belajar mengajar.

2.      Pengertian Pembelajaran Pengayaan
Secara umum pengayaan dapat diartikan sebagai pengalaman atau kegiatan peserta didik yang melampaui persyaratan minimal yang ditentukan oleh kurikulum dan tidak semua peserta didik dapat melakukannya.
Untuk memahami pengertian program pembelajaran pengayaan, terlebih dahulu perlu diperhatikan bahwa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang berlaku berdasar Permendiknas 22, 23, dan 24 Tahun 2006 pada dasarnya menganut sistem pembelajaran berbasis kompetensi, sistem pembelajaran tuntas, dan sistem pembelajaran yang memperhatikan dan melayani perbedaan individual peserta didik. Sistem dimaksud ditandai dengan dirumuskannya secara jelas standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) yang harus dikuasai peserta didik. Penguasaan SK dan KD setiap peserta didik diukur dengan menggunakan sistem penilaian acuan kriteria (PAK). Jika seorang peserta didik mencapai standar tertentu maka peserta didik tersebut dipandang telah mencapai ketuntasan.
Dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis kompetensi dan pembelajaran tuntas, lazimnya guru mengadakan penilaian awal untuk mengetahui kemampuan peserta didik terhadap kompetensi atau materi yang akan dipelajari sebelum pembelajaran dimulai. Kemudian dilaksanakan pembelajaran dengan menggunakan berbagai strategi seperti ceramah, demonstrasi, pembelajaran kolaboratif/kooperatif, inkuiri, diskoveri, dsb. Melengkapi strategi pembelajaran digunakan juga berbagai media seperti media audio, video, dan audiovisual dalam berbagai format, mulai dari kaset audio, slide, video, komputer multimedia, dsb. Di tengah pelaksanaan pembelajaran atau pada saat kegiatan pembelajaran sedang berlangsung, diadakan penilaian proses dengan menggunakan berbagai teknik dan instrumen dengan tujuan untuk mengetahui kemajuan belajar serta seberapa jauh penguasaan peserta didik terhadap kompetensi yang telah atau sedang dipelajari. Penilaian proses juga digunakan untuk memperbaiki proses pembelajaran bila dijumpai hambatan-hambatan.
Pada akhir program pembelajaran, diadakan penilaian yang lebih formal berupa ulangan harian. Ulangan harian dimaksudkan untuk menentukan tingkat pencapaian belajar, apakah seorang peserta didik gagal atau berhasil mencapai tingkat penguasaan kompetensi tertentu. Penilaian akhir program ini dimaksudkan untuk menjawab pertanyaan apakah peserta didik telah mencapai kompetensi (tingkat penguasaan) minimal atau ketuntasan belajar seperti yang telah dirumuskan pada saat pembelajaran direncanakan.
Jika ada peserta didik yang lebih mudah dan cepat mencapai penguasaan kompetensi minimal yang ditetapkan, maka sekolah perlu memberikan perlakuan khusus berupa program pembelajaran pengayaan. Pembelajaran pengayaan merupakan pembelajaran tambahan dengan tujuan untuk memberikan kesempatan pembelajaran baru bagi peserta didik yang memiliki kelebihan sedemikain rupa sehingga mereka dapat mengoptimalkan perkembangan minat, bakat, dan kecakapannya. Pembelajaran pengayaan berupaya mengembangkan keterampilan berpikir, kreativitas, keterampilan memecahkan masalah, eksperimentasi, inovasi, penemuan, keterampilan seni, keterampilan gerak, dsb. Pembelajaran pengayaan memberikan pelayanan kepada peserta didik yang memiliki kecerdasan lebih dengan tantangan belajar yang lebih tinggi untuk membantu mereka mencapai kapasitas optimal dalam belajarnya.












Tidak ada komentar:

Posting Komentar