Segala puji
bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad,
keluarga dan sahabatnya.
Bagaimanakah
kiat agar mudah diijabahi dan apa saja penghalang sehingga do'a sulit
diijabahi, insya Allah akan diulas ringkas dalam artikel berikut.
Kiat Agar
Do’a Mudah Diijabahi
(1)
Ikhlaslah dalam berdo’a.
Syarat ini
adalah syarat utama dan yang terpenting. Inilah modal utama sebuah do’a
diijabahi. Allah Ta’ala berfirman,
فَادْعُوا
اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ
“Maka
sembahlah Allah dengan memurnikan ibadah kepada-Nya, meskipun orang-orang kafir
tidak menyukai(nya).” (QS. Al Mu’min: 14)
Yang
dimaksud dengan ikhlas dalam do’a adalah memurnikan do’a dan amalan dari segala
kotoran, menujukan seluruh amalan tersebut hanya pada Allah, dan tidak
menjadikan sekutu bagi-Nya, tidak riya’, tidak sum’ah.[1]
(2) Ikutilah
tuntunan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam berdo’a dan tidak
boleh membuat perkara yang tidak ada dasarnya dari beliau shallallahu
‘alaihi wa sallam.
Allah Ta’ala
berfirman,
لَقَدْ كَانَ
لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ
وَالْيَوْمَ الْآَخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
“Sesungguhnya
telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi
orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak
menyebut Allah.” (QS. Al Ahzab: 21)
Yang
dituntunkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam do’a adalah
memulai do’a dengan memuji Allah dan bershalawat kepada Rasul shallallahu
‘alaihi wa sallam, mengangkat tangan ketika berdo’a, menghadap kiblat,
berdo’a dalam keadaan suci atau berwudhu jika itu mudah, bertawassul kepada
Allah (dengan nama dan sifat-Nya, dengan kebaikan yang pernah diperbuat, dengan
do’a orang sholeh yang hidup dan ada di tempat), mengulangi yang diminta
sebanyak tiga kali, dan lain-lain.
(3) Yakinlah
akan diijabahinya do’a dan menghadirkan hati ketika berdo’a.
Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
ادْعُوا
اللَّهَ وَأَنْتُمْ مُوقِنُونَ بِالإِجَابَةِ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ لاَ
يَسْتَجِيبُ دُعَاءً مِنْ قَلْبٍ غَافِلٍ لاَهٍ
“Berdoalah
kepada Allah dalam keadaan yakin akan dikabulkan, dan ketahuilah bahwa Allah
tidak mengabulkan doa dari hati yang lalai.”[2]
(4) Benar-benarlah mantap dalam
mengharap.
Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا دَعَا
أَحَدُكُمْ فَلْيَعْزِمْ فِى الدُّعَاءِ وَلاَ يَقُلِ اللَّهُمَّ إِنْ شِئْتَ
فَأَعْطِنِى فَإِنَّ اللَّهَ لاَ مُسْتَكْرِهَ لَهُ
“Jika salah
seorang dari kalian berdoa hendaklah benar-benar mantap dalam mengharap, dan
janganlah mengatakan: 'Allahumma in syi'ta fa-a'thini (Ya Allah jika Engkau
menghendaki maka berikanlah untukku), karena sesungguhnya Allah 'azza wajalla
tidak dalam tekanan."[3]
(5) Pilihlah waktu terbaik agar
mudah terijabahinya do’a.
Di antara
waktu terbaik untuk berdo’a agar mudah diijabahi adalah antara adzan dan
iqomah, saat sujud, di sepertiga malam terakhir, di akhir shalat, dan di saat
hujan turun.
Penghalang
Terijabahnya Do’a
(1) Makan,
minum dan berpakaian dari yang haram, boleh jadi secara zatnya haram atau cara
memperolehnya yang haram.
Dalam hadits
Abu Hurairah disebutkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,
أَيُّهَا
النَّاسُ إِنَّ اللَّهَ طَيِّبٌ لاَ يَقْبَلُ إِلاَّ طَيِّبًا وَإِنَّ اللَّهَ
أَمَرَ الْمُؤْمِنِينَ بِمَا أَمَرَ بِهِ الْمُرْسَلِينَ فَقَالَ ( يَا أَيُّهَا
الرُّسُلُ كُلُوا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحًا إِنِّى بِمَا
تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ) وَقَالَ (يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ
طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ) ». ثُمَّ ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيلُ السَّفَرَ
أَشْعَثَ أَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاءِ يَا رَبِّ يَا رَبِّ
وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ وَغُذِىَ
بِالْحَرَامِ فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لِذَلِكَ
“Wahai
sekalian manusia, sesungguhnya Allah itu thoyib (baik). Dia tidak akan menerima
sesuatu melainkan yang baik pula. Dan sesungguhnya Allah telah memerintahkan
kepada orang-orang mukmin seperti yang diperintahkan-Nya kepada para Rasul.
Firman-Nya: 'Wahai para Rasul! Makanlah makanan yang baik-baik (halal) dan
kerjakanlah amal shalih. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan.' Dan Allah juga berfirman: 'Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah
rezeki yang baik-baik yang Telah menceritakan kepada kami telah kami rezekikan
kepadamu.'" Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menceritakan
tentang seroang laki-laki yang telah lama berjalan karena jauhnya jarak yang
ditempuhnya. Sehingga rambutnya kusut, masai dan berdebu. Orang itu mengangkat
tangannya ke langit seraya berdo'a: "Wahai Tuhanku, wahai Tuhanku."
Padahal, makanannya dari barang yang haram, minumannya dari yang haram,
pakaiannya dari yang haram dan diberi makan dengan makanan yang haram, maka
bagaimanakah Allah akan memperkenankan do'anya?"[4]
(2) Terlalu tergesa-gesa, bahkan
meninggalkan do’a.
Dari Abu
Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
يُسْتَجَابُ
لأَحَدِكُمْ مَا لَمْ يَعْجَلْ يَقُولُ دَعَوْتُ فَلَمْ يُسْتَجَبْ لِى
“Do'a
kalian akan diijabahi selagi tidak terburu-buru, dengan mengatakan: 'Aku telah
berdo'a, namun tidak kunjung diijabahi.”[5]
(3) Melakukan maksiat dan
meninggalkan kewajiban.
Dari
Hudzaifah bin Al Yaman, ia berkata bahwa dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam, ia bersabda,
وَالَّذِى
نَفْسِى بِيَدِهِ لَتَأْمُرُنَّ بِالْمَعْرُوفِ وَلَتَنْهَوُنَّ عَنِ الْمُنْكَرِ
أَوْ لَيُوشِكَنَّ اللَّهُ أَنْ يَبْعَثَ عَلَيْكُمْ عِقَابًا مِنْهُ ثُمَّ
تَدْعُونَهُ فَلاَ يُسْتَجَابُ لَكُمْ
"Demi
Dzat yang jiwaku berada di tangannya, hendaknya kalian beramar ma'ruf dan nahi
munkar atau jika tidak niscaya Allah akan mengirimkan siksa-Nya dari sisi-Nya
kepada kalian, kemudian kalian memohon kepada-Nya namun do'a kalian tidak lagi
dikabulkan."[6]
(4) Ada hikmah, Allah memberi
ganti yang lebih baik.
Ingatlah
bahwa terijabahinya do’a bisa jadi dengan tiga kemungkinan. Yaitu do’a tersebut
terkabul dengan segera sesuai dengan yang diminta. Boleh jadi pula Allah
menggantinya dengan dihindarkan dari kejelekan yang semisal. Boleh jadi juga
Allah menyimpan do’a tersebut sebagai pahala di akhirat kelak. Itulah yang Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam sebutkan dalam hadits, “Tidaklah seorang
muslim memanjatkan do’a pada Allah selama tidak mengandung dosa dan memutuskan
silaturahmi (antar kerabat, pen) melainkan Allah akan beri padanya tiga hal:
[1] Allah akan segera mengabulkan do’anya, [2] Allah akan menyimpannya baginya
di akhirat kelak, dan [3] Allah akan menghindarkan darinya kejelekan yang
semisal.” Para sahabat lantas mengatakan, “Kalau begitu kami akan memperbanyak
berdo’a.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas berkata, “Allah nanti yang
memperbanyak mengabulkan do'a-do'a kalian.”[7]
Syaikh Ibnu
Baz rahimahullah pernah berkata, “Sebagian orang mengira bahwa do’anya
tidak diijabahi. Padahal boleh jadi, do’a tersebut sudah diijabahi lebih dari
yang diminta. Atau boleh jadi ia dipalingkan dari musibah atau penyakit, yang
ini lebih dari yang ia minta. Boleh jadi pula, do’a tersebut ditunda hingga
hari kiamat.”[8]
Mungkin
karena adanya penghalang-penghalang di atas, sehingga permintaan seseorang
sulit terkabul. Intinya, introspeksilah diri. Beberapa kiat agar diijabahinya
do’a, berusaha untuk dipenuhi. Lalu penghalang-penghalang terkabulnya do’a
dijauhi. Terus berusaha menjadi baik waktu demi waktu sehingga permintaan kita
demi kebaikan dunia dan akhirat terkabul. Moga Allah beri kemudahan dalam
bisnis, usaha dan kerja keras serta dikeluarkan dari segala kesulitan. Jangan
bosan-bosan untuk selalu memohon pada Allah siang dan malam.
Wa lillahil
hamdu wan ni’mah. Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat.
Sudah
bertahun-tahun, si Muhammad selalu memanjatkan do’a. Tak kunjung pula
dikabulkan. Lama-kelamaan ia pun lantas berputus asa.
Mungkin ada
satu pelajaran yang si Muhammad belum mengetahuinya termasuk pula kita. Perlu
dipahami bahwa setiap do’a yang kita panjatkan—jika memang terpenuhi
syarat-syaratnya—niscaya diijabahi. Namun belum tentu yang kita minta bisa
persis seperti itu. Boleh jadi Allah beri yang lebih baik. Boleh jadi Allah
alihkan ke pilihan lain karena siapa tahu yang kita minta bisa mencelakakan
diri kita. Barangkali pula Allah berikan persis sesuai dengan apa yang kita
minta. Ini semua tergantung pada hikmah Allah Ta’ala.
Contoh gampangnya
seperti seorang dokter. Ia mendapati pasien yang sakit dan ingin diobati. Si
pasien mengeluhkan penyakitnya seperti ini dan seperti ini. Lantas dokter pun
memberikan ia resep obat. Boleh jadi yang ia beri adalah yang persis yang
diminta oleh si pasien. Boleh jadi pula dokter beri resep yang lebih baik,
lebih dari yang si pasien kira. Boleh jadi pula si dokter memberi resep obat
yang lain, tidak seperti yang si pasien minta, namun dokter tersebut tahu mana
yang terbaik. Demikianlah permisalan terkabulnya do’a.
Dalam sebuah
hadits disebutkan,
« ما مِنْ مُسْلِمٍ يَدْعُو بِدَعْوَةٍ لَيْسَ فِيهَا
إِثْمٌ وَلاَ قَطِيعَةُ رَحِمٍ إِلاَّ أَعْطَاهُ اللَّهُ بِهَا إِحْدَى ثَلاَثٍ
إِمَّا أَنْ تُعَجَّلَ لَهُ دَعْوَتُهُ وَإِمَّا أَنْ يَدَّخِرَهَا لَهُ فِى
الآخِرَةِ وَإِمَّا أَنُْ يَصْرِفَ عَنْهُ مِنَ السُّوءِ مِثْلَهَا ». قَالُوا
إِذاً نُكْثِرُ. قَالَ « اللَّهُ أَكْثَرُ »
“Tidaklah
seorang muslim memanjatkan do’a pada Allah selama tidak mengandung dosa dan
memutuskan silaturahmi (antar kerabat, pen) melainkan Allah akan beri padanya
tiga hal: [1] Allah akan segera mengabulkan do’anya, [2] Allah akan
menyimpannya baginya di akhirat kelak, dan [3] Allah akan menghindarkan darinya
kejelekan yang semisal.” Para sahabat lantas mengatakan, “Kalau begitu kami
akan memperbanyak berdo’a.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas berkata,
“Allah nanti yang memperbanyak mengabulkan do'a-do'a kalian.” (HR. Ahmad
3/18, dari Abu Sa'id; derajat hasan)
Ingatlah
bahwa Allah Ta’ala memang Maha Mengijabahi setiap do’a. Allah Ta’ala berfirman,
ادْعُونِي
أَسْتَجِبْ لَكُمْ
“Berdoalah
kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu.” (QS. Al Mu'min: 60). Boleh
jadi Allah mengabulkan do’a tersebut sebagaimana yang diminta. Boleh jadi Allah
ganti dengan yang lebih baik. Boleh jadi pula Allah ganti dengan yang lain
karena yang kita minta barangkali tidak baik untuk kita.
وَعَسَى أَنْ
تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ
“Boleh
jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu.” (QS. Al Baqarah:
216)
Jika setiap
orang memahami hal ini, maka tentu ia akan terus banyak berdo’a dan banyak
memohon pada Allah. Karena setiap do’a yang dipanjatkan pasti bermanfaat.
Segala sesuatu yang Allah karuniakan, itulah yang terbaik.
Janganlah berputus asa! Don’t give up!
Semoga
sajian singkat ini bermanfaat.
Wa’alaikum salam wr. wb.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar