Dalam
wikipedia dijelaskan bahwa pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang
diketahui atau disadari oleh seseorang. Dalam pengertian lain, pengetahuan
adalah berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan
inderawi.
Artinya
ketika seseorang menggunakan salah satu dari kelima indera yang dimilikinya,
kemudian ia mendapatkan sesuatu yang belum pernah ia ketahui sebelumnya, maka
pada hakikatnya ia telah mendapatkan pengetahuan yang baru. Misalnya, ketika
seorang anak kecil memetik bunga lalu kemudian diciumnya bunga itu, ia akan
mendapatkan pengetahuan tentang aroma bunga tersebut. Dari contoh ini dapat
disimpulkan bahwa pengetahuan bersifat spontan dan langsung.
Ketika
suatu pengetahuan yang bersifat spontan dan langsung tersebut disusun dan
dibakukan secara sistematis sehingga isinya dapat dipertanggungjawabkan, atau
dapat pula dikritik atau dibela, maka kemudian lahirlah ilmu pengetahuan atau
sains.
Ilmu
pengetahuan adalah pengetahuan yang metodis, sistematis, koheren tentang suatu
bidang tertentu atas realitas/ kenyataan.artinya, terdapat perbedaan yang mendasar
antara pengetahuan (knowledge) denan ilmu pengetahuan (science) yaitu, bahwa
pengetahuan lebih berkarakteristik spontan sedangkan ilmu pengetahuan lebih
sistematis.
Filsafat diambil dari
kata “philosophia” yang artinya pencinta kebijaksanaan. Atau dengan kata lain filsafat dapat pula diartikan sebagai ilmu. Lebih
lanjut dalam wikipedia disebutkan bahwa filsafat
dapat dikatakan sebagai studi yang mempelajari seluruh fenomena kehidupan dan
pemikiran manusia secara kritis.
Pada
permulaannya, filsafat dan ilmu pengetahuan
adalah hal yang satu, filsafat mencakup segala
ilmu pengatahuan yang ada. Namun kemudian pada perkembangannya ilmu-ilmu
pengetahuan melepaskan diri dari filasafat. Meskipun demikian antara filsafat dan ilmu pengetahuan masih memiliki hubungan
yang dekat, karena keduanya sebenarnya merupakan pengetahuan yang metodis,
sistematis, koheren dan mempunyai
obyek
material dan formal.
Yang
membedakan antara filsafat dengan ilmu
pengetahuan adalah bahwa filsafat mencakup
segala macam pengetahuan dan mempelajari segala bentuk realitas, sedangkan ilmu
pengetahuan hanya membatasi wilayahnya dengan hanya membahas satu realitas
tertentu saja. Sehingga dapat dikatakan bahwa filsafat
merupakan induk dari segala ilmu atau mater scientiarium . Lalu apa yang
diperbuat filsafat dalam perkembangan ilmu
pengetahuan?
Nuchelmans
(1982), mengemukakan bahwa dengan munculnya ilmu pengetahuan alam pada abad ke
17, maka mulailah terjadi perpisahan antara filsafat
dan ilmu pengetahuan. Koento Wibisono (1999), filsafat
itu sendiri telah mengantarkan adanya suatu konfigurasi dengan menunjukkan
bagaimana “pohon ilmu pengetahuan” telah tumbuh mekar-bercabang secara subur.
Masing-masing cabang melepaskan diri dari batang filsafatnya, berkembang
mandiri dan masing-masing mengikuti metodologinya sendiri-sendiri.
Karena hal
itulah maka seringkali terjadi benturan antara ilmu yang satu dengan ilmu yang
lain. Dan untuk menjembatani gap yang terjadi, maka , dibutuhkan suatu bidang
ilmu yang dapat menjembatani serta mewadahi perbedaan yang muncul. Sesuai
dengan apa yang dikatakan oleh Immanuel Kant bahwa filsafat
merupakan bidang ilmu yang mampu menunjukkan batas-batas dan ruang lingkup
pengetahuan manusia secara tepat.
Filsafat berusaha
untuk mengatur hasil-hasil dari berbagai ilmu-ilmu khusus kedalam suatu
pandangan hidup dan pandangan dunia yang tersatupadukan, komperhensif dan
konsisten. Artinya tidak ada dua pandangan dalam dua buah ilmu yang berbeda
yang saling kontradiksi.
Filsafat juga
berupaya untuk mengarahkan aspek aksiologis, yaitu untuk apa ilmu tersebut
digunakan atau diaplikasikan. Filsafat yang
secara harafiah berarti “cinta pada kebijaksanaan”, mengarahkan ilmu-ilmu
pengetahuan agar diterapkan secara bijaksana dan didasarkan pada nilai-nilai
perikemanusiaan, bukan sebaliknya, yaitu menyengsarakan umat dan menimbulkan
kekacauan.
Oleh karena
itu ketika suatu ilmu pengetahuan sudah mulai menanggalkan tujuannya untuk
membantu hajat hidup orang banyak, maka haruslah dikembalikan kepada filsafat sehingga ilmu pengetahuan tersebut kembali
ke “jalan yang lurus”. Oleh sebab hakikat ilmu pengetahuan yang senantiasa
membawa kepda kesejahteraan, maka filsafat
senantiasa terus berkembang seiring dengan berkembangnya peradaban umat
manusia.
Salah
seorang tokoh pertanian di Jepang berkata, "Sebelum seorang peneliti
menjadi peneliti mereka harus menjadi filsuf. Mereka harus memperhitungkan
tujuan manusia, apa yang seharusnya kemanusiaan ciptakan. Dokter harus
menentukan dahulu pada tingkat paling dasar apa yang manusia perlukan untuk
hidup".
Tanpa filosofi yang kuat, seringkali manusia mengejar hasil
untuk jangka pendek dengan menciptakan kerusakan fatal di masa depan. Sang ahli
tersebut memberikan contoh betapa kerusakan fatal telah terjadi pada tanah di
lahan pertanian akibat pembajakan, penggunaan pupuk, dan pestisida hanya dalam
satu generasi. Sementara filsafat pertanian
leluhur telah memberikan persediaan makanan selama ribuan tahun dengan keadaan
tanah yang semakin subur.
Filsafat dan ilmu
pengetahuan berinteraksi dengan baik. Filsafat
dewasa ini tidak dapat berkembang dengan baik jika terpisah dari ilmu. Ilmu
tidak dapat tumbuh dengan baik tanpa kritik dari filsafat.
Michael Whiteman (dalam Koento Wibisono dkk.1997), bahwa
ilmu kealaman persoalannya dianggap bersifat ilmiah karena terlibat dengan
persoalan-persoalan filsafati sehingga memisahkan satu dari yang lain tidak
mungkin. Sebaliknya, banyak persoalan filsafati sekarang sangat memerlukan
landasan pengetahuan ilmiah supaya argumentasinya tidak salah
Jujun S. Suriasumantri (1982:22), –dengan meminjam
pemikiran Will Durant– menjelaskan hubungan antara ilmu dengan filsafat dengan mengibaratkan filsafat sebagai pasukan marinir yang berhasil
merebut pantai untuk pendaratan pasukan infanteri. Pasukan infanteri ini adalah
sebagai pengetahuan yang diantaranya adalah ilmu. Filsafatlah yang memenangkan
tempat berpijak bagi kegiatan keilmuan. Setelah itu, ilmulah yang membelah
gunung dan merambah hutan, menyempurnakan kemenangan ini menjadi pengetahuan
yang dapat diandalkan. Berikut terpapar jelas hubungan atau relasi antara ilmu
pengetahuan dan filsafat yang dikutip dari Drs. Agraha Suhandi, 1992
Ilmu
|
Filsafat
|
1. Mencoba
merumuskan jawaban pertanyaan
2. Segi-segi
yang dipelajari dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti
3. Obyek
penelitian yang terbatas
4. Tidak
menilai obyek dari suatu sistem nilai tertentu.
5. Bertugas
memberikan jawaban
|
1. Mencoba
merumuskan pertanyaan atas jawaban
2. Mencari
prinsip-prinsip umum, tidak membatasi segi pandangannya bahkan cenderung
memandang segala sesuatu secara umum dan keseluruhan
3. Keseluruhan yang
ada
4. Menilai obyek
renungan dengan suatu makna, misalkan , religi, kesusilaan, keadilan dsb.
5. Bertugas
mengintegrasikan ilmu-ilmu
|
Filsafat
membantu ilmu pengetahuan untuk bersikap rasional dalam mempertanggungjawabkan
ilmunya. Pertanggungjawaban yang dimaksud adalah bahwa semua ilmu pengetahuan
harus terbuka terhadap pertanyaan dan bantahan serta sangkalan. Dan kesemuanya
itu harus ditanggapi dengan argument-argumen yang sifatnya obyektif, atau dapat
dimengeri secara intersubyektif (oleh semua pihak). Filsafat adalah ilmu yang
mencintai dan terus mencari kebijaksanaan.. Filsafat adalah pengetahuan
mengenai semua hal yang didapat melalui penalaran atau akal budi. Ia mencari
dan menjelaskan hakekat dari segala sesuatu dengan tetap mengedepankan aspek
rasionalitas.
Daftar Pustaka :
www.uny.ac.id/akademik/sharefile/files/29042007194900_soal_filsafat.rtf
http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20080210195039AALlGcC
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/13/hubungan-antara-filsafat-dengan-
ilmu/
http://id.wikipedia.org/wiki/Pengetahuan
http://id.wikipedia.org/wiki/Filsafat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar